suka duka menjadi debt colector
Penagih utang kerap
dipandang sebagai sosok yang kasar dan intimidatif. Namun di dalam prakteknya,
tidak sedikit nasabah nakal yang intimidatif bahkan membawa-membawa oknum
aparat hanya agar tidak perlu melunasi tunggakan utang kredit.
Tidak selalu upaya jemput bola tersebut mendatangkan hasil positif gara-gara si
nasabah yang dicari sudah pindah tempat tinggal. Tidak sedikit pula kasus mobil
sudah dijual sehingga menjadi alasan untuk tidak meneruskan pembayaran cicilan
kredit.
Bila dua kondisi tersebut yang terjadi, maka giliran 'Tim Buser' yang menangani
kasusnya. Mereka adalah para penagih hutang yang secara khusus menyisiri
jalanan untuk mencari mobil yang cicilan kreditnya tertunggak.
"Patokannya adalah nomor polisi. Begitu ada mobil itu melintas, langsung
kita kejar untuk diminta berhenti lalu kita arahnya ke kantor dealer. Memang
kasar dan nggak sopan kelihatannya, tapi kalau nggak begitu ya hilang lagi.
Menurutnya proses
mengejar dan menarik mobil dari jalanan, jauh lebih berisiko. Sebab tak jarang
si pengendara tidak tahu bahwa mobil yang dikendarainya terlibat kredit macet,
tidak heran bila ada yang menuding Tim Buser ini adalah kawanan pencoleng.
"Ada yang sampai dikeroyok massa karena diteriaki maling.
Ada juga nasabah yang sampai bawa-bawa ormas, oknum aparat, pengacara ke
kantor," imbuh dia.
Menghadapi nasabah nakal yang ngotot demikian, pihak perusahaan pembiayaan
punya jurus ampuh. Yaitu menantang nasabah membuktikan klaim kepemilikan dengan
cara menunjukkan BPKP.
"Mereka pasti tidak punya. Sebab selama kredit belum lunas, BPKB ada di
kita. Kalau sudah begini, biasanya oknum aparat yang tadinya gebrak-gebrak meja
akan mundur, Hahaha……
No comments:
Post a Comment